Photobucket Photobucket
LASQI-LPPSN
*** MEMBUKA WAWASAN TENTANG DUNIA NASYID PERKUSI SECARA KHUSUS DAN MENGULAS KONSEP MUSIK SECARA UMUM *** INSIGHT ON OPENING NASHEED PERCUSSION SPECIFICALLY AND TALK ABOUT THINGS RELATINGS MUSIC WITH GENERALLY *** BERBAGI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN DALAM KHASANAH NASYID PERKUSI *** SHARING KNOWLEDGE AND EXPERIENCE IN NASHEED PERCUSSION REPERTOIRE *** BERBAGI PENGETAHUAN, PENGALAMAN, BERITA, DAN APAPUN YANG MEMBERI PENCERAHAN DAN HARAPAN PADA PENCAPAIAN TERBAIK *** SHARING KNOWLEDGE, EXPERIENCE, NEWS, AND EVERYTHING THAT CAN GIVE ENLIGHTENING AND EXPECTATIONS ON BEST ACHIEVEMENT ***

Sabtu, 05 Februari 2011

SENI MUSIK PERKUSI MARAWIS

Marawis adalah salah satu jenis "band tepuk" dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Musik ini merupakan kolaborasi antara kesenian Timur Tengah dan Betawi, dan memiliki unsur religi yang kental. Itu tercermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan yang merupakan pujian dan kecintaan kepada Sang Pencipta.

Kesenian marawis berasal dari negara timur tengah terutama dari Yaman. Nama marawis diambil dari nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Secara keseluruhan, musik ini menggunakan Hajir (gendang besar) berdiameter 45 Cm dengan tinggi 60-70 Cm, marawis (gendang kecil) berdiameter 20 Cm dengan tinggi 19 Cm, dumbuk (sejenis gendang yang berbentuk seperti dandang, memiliki diameter yang berbeda pada kedua sisinya), serta dua potong kayu bulat berdiameter sepuluh sentimeter. Kadang kala perkusi dilengkapi dengan tambourin. Lagu-lagu yang berirama gambus atau padang pasir dinyanyikan sambil diiringi jenis pukulan tertentu

Dalam Katalog Pekan Musik Daerah, Dinas Kebudayaan DKI, 1997, terdapat tiga jenis pukulan atau nada, yaitu zapheen, syarh, dan zahefah. Pukulan zapin mengiringi lagu-lagu gembira pada saat pentas di panggung, seperti lagu berbalas pantun. Nada zapin adalah nada yang sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu pujian kepada Nabi Muhammad SAW (shalawat). Tempo nada zafin lebih lambat dan tidak terlalu menghentak, sehingga banyak juga digunakan dalam mengiringi lagu-lagu Melayu.

Pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin. Sedangkan zahefah mengiringi lagu di majlis. Kedua nada itu lebih banyak digunakan untuk irama yang menghentak dan membangkitkan semangat. Dalam marawis juga dikenal istilah ngepang yang artinya berbalasan memukul dan ngangkat. Selain mengiringi acara hajatan seperti sunatan dan pesta perkawinan, marawis juga kerap dipentaskan dalam acara-acara seni-budaya Islam.

Musik ini dimainkan oleh minimal sepuluh orang. Setiap orang memainkan satu buah alat sambil bernyanyi. Terkadang, untuk membangkitkan semangat, beberapa orang dari kelompok tersebut bergerak sesuai dengan irama lagu. Semua pemainnya pria, dengan busana gamis dan celana panjang, serta berpeci/kopiah. Uniknya, pemain marawis bersifat turun temurun. Sebagian besar masih dalam hubungan darah - kakek, cucu dan keponakan. Sekarang hampir di setiap wilayah terdapat marawis.


(Wikipedia : Marawis) : DCM Nasyid | Perubahan seperlunya.

RINGKASAN SEJARAH SENI NASYID DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Seni nasyid adalah bahagian dari seni musik dan seni suara telah cukup dikenal oleh masyarakat Sumatera Utara sejak seni nasyid tersebut diperkenalkan secara resmi melalui Festival Seni Nasyid pertama yang diadakan di Gedung Olah Raga Medan pada tanggal 24 - 26 April 1976.

Dewasa ini seni nasyid telah dijadikan pilihan untuk mengisi beberapa upacara perhelatan seperti upacara pernikahan, khitanan, upacara peringatan hari besar agama Islam, bahkan juga untuk menyambut tamu-tamu daerah yang berkunjung untuk suatu keperluan yang melaksanakan upacara seremonial.

Di kalangan remaja muslimah, seni nasyid dijadikan pilihan atau hobi dan tidak sedikit yang menjadikannya sumber penghasilan tambahan apabila ada yang memerlukan untuk mengisi suatu acara perhelatan tertentu.

Dari catatan sejarah perkembangan seni nasyid, diketahui bahwa istilah nasid mulai dikenal sejak tahun 1969 setelah kedatangan rombongan Muhibbah Kesenian dari Selangor Malaysia. Kunjungan misi kesenian negara tetangga tersebut adalah atas undangan Persatuan Ahli Qasidah Seluruh Indonesia (PAQSI) dalam kaitan kegiatan Musabaqah Qasidah Tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 1969 yang berlangsung di Istana Maimun Medan.

Kedatangan rombongan kesenian tersebut dimanfaatkan oleh Alm. H. Abd. Manan Simatupang untuk mengundangnya bersilaturahmi bersama para seniman dan masyarakat Asahan yang ketika itu Rumah Dinas Bupati Asahan masih berada di Jl. Jendral Sudirman Tanjung Balai.

Rombongan kesenian tersebut dipimpin oleh Al- Ustadz Haji Hasan Ashari dan pimpinan kesenian nasyidnya adalah Habibah Yaqub. Penampilan seni nasyid yang digelar pada acara silaturahmi itu cukup memukau masyarakat Tanjung Balai, sehingga menimbulkan motivasi untuk menumbuhkan seni nasyid di Tanjung Balai Asahan sebagai sebuah apresiasi seni yang benuansa Islam, sarat dengan pesan dakwah dan pendidikan akhlak.

Maka, beberapa tokoh seniman yang terhimpun dalam wadah PAQSI Tanjung Balai Asahan di antaranya Alm. H. Mas'udi Hasyim, dibentuklah sebuah kelompok nasyid yang diberi nama Nasyid PAQSI Komisariat Daerah Kabupaten Asahan dengan susunan personil sebagai berikut :

  • Pembina : Bupati Asahan (Alm. H. Abd. Manan Simatupang)
  • Penasehat : Abd. Hamid Fodhal
  • Pengasuh : Alm. H. Masy'udi Hasyim dan Amzad
  • Ketua : R. Rahimah Tanjung
  • Pimpinan : Maryati M. Yus
  • Pelatih Teknis : Maryati M. Yus, Alm. Baharuddin S. Maksum, Sayuti M. Zein, Jalidar AB (sekarang menjadi warga negara Malaysia)
  • Penyanyi : Maryati M. Yus dan Husnah M. Yatim

Di awal tahun 1970 kelompok seni nasyid ini mulai melakukan pengembangan dan pembinaan ke sebahagian Kecamatan terdekat di kawasan Kabupaten Asahan dan sementara itu untuk pengembangan seni nasyid selanjutnya Bupati Asahan (Alm. H. Abd. Manan Simatupang) mengistruksikan kepada seluruh Camat di wilayahnya agar membentuk kelompok seni nasyid. Kelompok seni nasyid PAQSI ternyata diikuti dengan terbentuknya nasyid El-Suraiya berkedudukan di kota Tanjung Balai di bawah asuhan DTM. Nazaruddin.

Terhitung sejak tahun 1971 dilangsungkan Festival Seni Nasyid PAQSI pertama se Kabupaten Asahan berlokasi di Lapangan Bola Kaki Kota Tanjung Balai. Pada tahun 1973 diadakan Festival Seni Nasyid kedua dan tahun 1974 pelaksanaan yang ketiga.

Pada tahun 1976 Bapak Gubernur Sumatera Utara merestui dan mendukung sepenuhnya pelaksanaan Festival Seni Nasyid pertama dan merupakan cikal bakal pembinaan seni nasyid berskala Provinsi. Langkah pembinaan seni nasyid kemudian berlanjut dengan dibentuknya Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Nasyid (LPPSN) Provinsi Sumatera Utara yang dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 105/T/1981 tanggal 1 Desember 1981. Langkah yang sama juga telah ditempuh oleh seluruh Kepala Daerah Tingkat II.

Selanjutnya Pelaksanaan Festival Seni Nasyid Tingkat Provinsi Sumatera Utara dilangsungkan secara bergilir di tiap Kabupaten. Dan untuk Kabupaten Asahan sendiri telah menjadi tuan rumah pelaksanaan Festival Seni Nasyid Tingkat Provinsi sebanyak 3 (tiga) kali yaitu pada tahun 1982, 1987 dan 2002. Kemudian sejak tahun 2002 terjadi ekspansi dan revolusi besar dalam dunia nasyid khususnya di Sumatera Utara.

Kini seni nasyid telah menjadi agenda perhelatan akbar tingkat nasional. Akan ada banyak kisah tentang segala sesuatu yang telah kita lewati sebagai hari-hari bersejarah buat generasi yang akan datang.

(Ringkasan I/Arsip Daerah : Dokumentasi Sejarah Perkembangan Seni Nasyid) : DCM Nasyid |Perubahan komposisi narasi seperlunya.

Kamis, 03 Februari 2011

TEORI MUSIK - UMUM

Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada),intensits, dan timbre (warna bunyi).
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor,minor dan tangga nada pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut. Nada dalam teori musik diatonis barat diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama yaitu nada C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As, dan Ais/Bes.
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi).
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo,dinamika, dan sebagainya.

Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut).

Melodi terbentuk dari sebuah rangkaian nada secara horisontal. Unit terkecil dari melodi adalah Motif. Motif adalah tiga nada atau lebih yang memiliki maksud atau makna musikal. Gabungan dari Motif adalah Semi Frase, dan gabungan dari Semi Frase adalah Frase (Kalimat). Sebuah Melodi yang paling umum biasanya terdiri dari dua Semi Frase yaitu kalimat tanya (Antisiden) dan kalimat jawab (Konsekuen).

Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.


wikipedia || DCM Nasyid-perubahan seperlunya.