Photobucket Photobucket
LASQI-LPPSN
*** MEMBUKA WAWASAN TENTANG DUNIA NASYID PERKUSI SECARA KHUSUS DAN MENGULAS KONSEP MUSIK SECARA UMUM *** INSIGHT ON OPENING NASHEED PERCUSSION SPECIFICALLY AND TALK ABOUT THINGS RELATINGS MUSIC WITH GENERALLY *** BERBAGI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN DALAM KHASANAH NASYID PERKUSI *** SHARING KNOWLEDGE AND EXPERIENCE IN NASHEED PERCUSSION REPERTOIRE *** BERBAGI PENGETAHUAN, PENGALAMAN, BERITA, DAN APAPUN YANG MEMBERI PENCERAHAN DAN HARAPAN PADA PENCAPAIAN TERBAIK *** SHARING KNOWLEDGE, EXPERIENCE, NEWS, AND EVERYTHING THAT CAN GIVE ENLIGHTENING AND EXPECTATIONS ON BEST ACHIEVEMENT ***

Jumat, 21 Januari 2011

TEKNIK KOOR PADA TIM NASYID PERKUSI

Assalamu'alaikum wr.wb

Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan secara ringkas bagaimana sebenarnya teknik koor (paduan suara/choir)pada tim nasyid perkusi. Untuk menciptakan power pada sekelompok orang yang mengeluarkan bunyi suara dalam rentang waktu yang bersamaan, dibutuhkan intensitas bunyi suara yang kuat. Apalagi tim paduan suara dalam dunia nasyid perkusi merangkap sebagai tim instrumen perkusi (ensemble percussion, tentu bukan hal yang mudah untuk mensinergikan antara memukul perkusi dan mengeluarkan suara yang tegas dalam alur nada yang juga cukup rumit. Selain itu kekuatan suara ini juga untuk mengimbangi suara dentuman gema perkusi rebana yang terdiri atas sepuluh jenis, mulai dari suara dentuman yang rendah sampai yang tertinggi sekaligus yang cukup berisik seperti halnya tambourin. Maka dalam hal ini diperlukan pula teknik permainan perkusi yang akan kita bahas untuk posting selanjutnya.

Bunyi koor yang bisa menciptakan power adalah bunyi yang tersusun atas bunyi konson dan vokal, misalnya "wa,la,ya,da,na dan yang lainnya". Secara umum dalam dunia nasyid perkusi memakai LA dalam koornya. Namun, sebelum menuju pada teknik pengucapan koor la, perlu kita ulas sejenak bagaimana bla koor itu adalah menggunakan bunyi tunggal, yaitu 'A'. Bila pengucapan koor ini lepas begitu saja tanpa ada pengolahan apapun, maka bunyi 'a' tersebut akan tipis tanpa power, malah akan terdengar cemplang dan lambat laun akan tenggelam di bawah bunyi dentuman alat perkusi. Selain itu resiko terdengarnya suara fals amat besar, hal ini disebabkan karena tidak adanya kontrol dalam pelepasan suara vokal yang hanya terlepas begitu saja.

Suara vokal 'a' harus diletakkan pada pangkal tenggorokan. Untuk memproses itu maka kita harus mengimpor huruf vokal baru yang berkaitan dengan gerak tenggorokan, yaitu 'o'. Hasil pencampurannya adalah "a"+"o"=ao-a'. Bunyi vokal 'a' ditarik menuju tenggorokan dan bibir yang membentuk karakter vokal 'o'. Dalam bahasa kasarnya mulut membentuk pengucapan 'o' namun vokal yang dikeluarkan adalah 'a'. Sepintas kita akan melihat teori ini sangat sulit untuk dilakukan, karena berdasarkan asumsi bahwa huruf yang keluar berbanding lurus dengan posisi kerongkongan dan bibir. Tentu hal ini benar, namun disinilah trik kita untuk memanipulasi fakta ini. Perlu diketahui bahwa hasil akhir dari pencampuran dua karakter vokal ini tidak terpisah melainkan ia menjadi kesatuan yang utuh.

Untuk baiknya, memang hal ini perlu latihan khusus olah vokal mulai dari pernafasan sampai dengan latihan articulasi. Kembali kepada uraian awal bahwa di dunia nasyid perkusi koor umumnya menggunakan vokal 'LA'. Setelah kita ketahui bagaimana bunyi vokal 'a', maka kita hanya akan mencampurkan sebuah huruf konsonan di depan karakter vokal 'a' tersebut. Dan hasil akhir dari pencampuran itu adalah"l"+"a"+"o"=lo'ao-a'. Mungkin memang sedikit sulit. Namun apabila teknik ini telah dikuasai dengan benar, maka kecil kemungkinan akan terjadi suara serak, fals ataupun suara koor yang lemah. Dan intensitas suara koor akan mampu untuk berdampingan dengan suara alunan perkusi rebana. Selamat mencoba buat para Sahabat Nasyider.

Wassalamu'alaikum wr.wb.