Photobucket Photobucket
LASQI-LPPSN
*** MEMBUKA WAWASAN TENTANG DUNIA NASYID PERKUSI SECARA KHUSUS DAN MENGULAS KONSEP MUSIK SECARA UMUM *** INSIGHT ON OPENING NASHEED PERCUSSION SPECIFICALLY AND TALK ABOUT THINGS RELATINGS MUSIC WITH GENERALLY *** BERBAGI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN DALAM KHASANAH NASYID PERKUSI *** SHARING KNOWLEDGE AND EXPERIENCE IN NASHEED PERCUSSION REPERTOIRE *** BERBAGI PENGETAHUAN, PENGALAMAN, BERITA, DAN APAPUN YANG MEMBERI PENCERAHAN DAN HARAPAN PADA PENCAPAIAN TERBAIK *** SHARING KNOWLEDGE, EXPERIENCE, NEWS, AND EVERYTHING THAT CAN GIVE ENLIGHTENING AND EXPECTATIONS ON BEST ACHIEVEMENT ***

Minggu, 08 Mei 2011

SANG MAESTRO MUSIK NASYID DAN ARABIAN SUMATERA UTARA

Prof. H. Ahmad Baqi. Mungkin, belum disebut Nasyider sejati kalau belum mengenal tentangnya. Dia adalah salah satu musisi besar Sumatera Utara khususnya dalam irama musik gambus. Karya-karyanya sampai detik ini masih melekat dilubuk hati masyarakat pencinta musik gambus. Bahkan bisa dikatakan belum ada musisi gambus generasi baru Sumatera Utara yang pantas disandingkan dengan beliau. Karyanya berpijak pada kekuatan syair dan beliau benar-benar berhasil mengkolaborasi musik arabik dengan melayu, sehingga musik yang dihasilkannya begitu khas.

Prof (HC) Datuk AHMAD BAQI ( 17 Juli 1922 – 20 Januari 1999). Putra dari Abdul Majid, Mufti Kesultanan Deli. Ahmad Baqi dikenal sebagai pemusik dan pencipta lagu-lagu Melayu berirama nasyid ala padang pasir. Sejak tahun 1940-an, setidaknya telah menciptakan bertumpuk lagu dalam partiturnya. Atikah Rahman (Istri A Wahab Dalimunthe) yang bergabung dalam orkes El Suraya, menyanyikan lagu ‘Selimut Putih’ yang direkam kala itu dan sangat popular. Lagu tersebut merupakan arransemen langsung dari Ahmad Baqi dengan lirik Ustaz Haji Mohammad Ghazali Hasan. Tidak sedikit lagu yang masih terhafal bagi peminat irama nasyid, adalah karya cipta dari Ahmad Baqi, sebut saja lagu ‘Madah Terakhir’. “Sahabat, biarlah daku pergi, berjalan menuju Pangkalan …”, ini merupakan syair dari “Tersiksa Dalam Kenangan” yang diciptakan maestro musik religi Sumatera Utara ini. Lagu itu diciptakan Ahmad Baqi, sesaat sebelum ia mengambil sajadahnya untuk shalat tahajud malam di awal Syawal tahun 1999, menutup pengabdiannya untuk menghadap Sang Khalik.

Sayangnya, Sang Profesor lebih dihargai di negeri orang daripada negeri sendiri. Prof. H. Ahmad Baqi mendapat gelar Profesor Honoris Causa di bidang musik dari Pemerintah Malaysia tahun 1978. Gelar itu diberikan Datuk Asri, Menteri Besar Malaysia, setelah lagu “Selimut Putih”, yang bercerita tentang kematian dan membuat merinding seantero pelosok ranah Melayu, pertama kali dikeluarkan tahun 1977. Delapan belas tahun kemudian, tepatnya di tahun 1995, pemerintah Malaysia memberinya gelar Datuk yang diberi oleh Menteri Besar Sabah. Dua tahun sebelum wafat, ia diberi gelar ASDK (Ahli Setia Darjah Kota Kinabalu) oleh kerajaan Sabah Malaysia (1997). Kali itu, beliau yang lahir pada 17 Juli 1922, sudah berumur 75 tahun. Sampai detik ini lagu-lagu beliau tetap eksis sebagai lagu yang difestivalkan dalam berbagai ajang festival nasyid.

Berbagai sumber | DCM Nasyid; perubahan seperlunya